Diceritakan ada seorang pemuda yang diajukan ke pengadilan dengan
tuduhan yang cukup membuat heboh: “menganiaya seorang nenek di dalam
kereta api jurusan Jakarta - Surabaya”
Hakim yang memimpin persidangan berkata kepada si pemuda, “Sekarang coba
anda ceritakan apa saja yang sebenarnya terjadi secara lengkap dan
detail. Bayangkan… kok anda kejam sekali
ya, tega-teganya menganiaya nenek-nenek!”
Pemuda itu pun memulai. “Begini Pak Hakim, saya tiga hari yang lalu naik
kereta jurusan Jakarta - Surabaya dari Stasiun Gambir. Saya duduk
berhadapan dengan seorang nenek tua.
Kereta berangkat dan beberapa saat kemudian sampai di stasiun
Jatinegara. Nah di stasiun Jatinegara ini kereta berhenti untuk
pemeriksaan karcis…Kondektur pun datang ke gerbong tempat saya berada,
dan tak lama kemudian menanyakan tiket saya. Saya langsung tunjukkan ke
dia.”
“Kemudian giliran dia meminta tiket si nenek. Nah dia mengeluarkan
handbag dari kopernya, terus dari dalam handbag itu dia mengeluarkan
dompet besar, dan dari dompet besar itu dia mengeluarkan dompet kecil.
Dari dompet kecil itu dia mengeluarkan bungkusan, terus dia buka
bungkusan itu dan ternyata masih ada bungkusan yang lebih kecil.
Bungkusan kecil itu dia buka, dan di dalamnya ada kotak korek api.
Rupanya dia menyimpan tiketnya di kotak korek api itu.”
“Setelah diperiksa pak kondektur, dia menaruh tiketnya lagi ke kotak
korek api itu, lalu kotak korek api dibungkus lagi pakai bungkus kecil
itu, lalu bungkus besar, lalu ditaruh dalam dompet kecil, lalu dalam
dompet besar, lalu dompet besar itu dimasukkan kembali ke dalam handbag,
lalu handbag-nya dimasukkan lagi ke kopernya …”
“Kita pun meneruskan perjalanan. Perhentian beri kutnya di stasiun
Bekasi. Di sana juga sama, ada pemeriksaan karcis oleh kondektur. Saya
dengan cepat diperiksa tiketnya, sementara nenek itu mengeluarkan
handbag dari kopernya, terus dari dalam handbag itu dia mengeluarkan
dompet besar, dan dari dompet besar itu dia mengeluarkan dompet kecil.
Lalu berturut-turut keluar bungkusan besar, lalu bungkusan kecil yang di
dalamnya masih ada kotak korek api. Tiket dia keluarkan dari kotak
korek api, diperiksa kondektur, lalu masuk lagi kotak korek api,
bungkusan kecil, bungkusan besar, lalu dompet kecil, dompet besar,
handbag, dan akhirnya masuk koper lagi…”
“Kereta jalan terus, dan kita sampai di stasiun Karawang. Lagi-lagi ada
pemeriksaan tiket. Tiket saya cepat diperiksa, sementara si nenek itu
mengeluarkan handbag dari koper, lalu dompet besar, lalu dompet kecil,
lalu dari dalam dompet kecil dia mengeluarkan……”
Belum sempat si pemuda selesai, hakim keburu membentaknya. “Hei kamu,
jangan main-main ya!! Kamu ini cerita atau ngomong yang bukan-bukan???
Ini pengadilan tahu!!!”
Langsung saja pemuda itu menyambar, “Naaah lihat ‘kan, Bapak Hakim baru
mendengar cerita yang cuma segini saja sudah marah. Sekarang bayangkan,
saya mesti menyaksikan hal itu DARI JAKARTA SAMPAI SURABAYA!!!”
0 komentar:
Posting Komentar